Pengecekan & Pemotretan Lukisan

Panitia sedang menginventaris dan mengecek Lukisan-lukisan yang akan dipamerkan & dilelang awal desember mendatang di Gereja Paroki Sragen

Sesi pemotretan lukisan untuk pembuatan Buku Katalog Pameran & Lelang Lukisan awal Desember 2012 di Paroki Sragen

 

Lukisan untuk pameran kembali datang

Setelah beberapa hari sebelumnya Lukisan dari pelukis manca negara, hari ini giliran lukisan karya pelukis lokal mulai berdatangan. Lukisan-lukisan tersebut rencananya akan dipajang dan dilelang dalam acara PAMERAN-LELANG LUKISAN tgl 1-8 Desember 2012 di Aula SMP Saverius Sragen.

 

Tentang “ARS LONGA VITA BREVIS”

LEONARDO DA VINCI adalah musisi, penulis, pematung dan pelukis yang sudah diakui dunia. Leonardo terkenal karena lukisannya yang piawai, seperti Perjamuan Terakhir dan Monalisa. Meski ia sudah meninggal ratusan tahun yang lalu, namun karya-karya seninya tetap hidup dan dikenang sepanjang masa .

WOLFGANG AMADEUS MOZART adalah salah satu dari komponis musik dunia yang terpenting dan paling terkenal dalam sejarah. Karya-karyanya (sekitar 700 lagu) termasuk gubahan-gubahan yang secara luas diakui sebagai puncak karya music simfoni, musik kamar, musik piano, musik opera dan musik paduan suara. Ia pun sudah meninggal ratusan tahun yang lalu, namun karya-karya musiknya tetap hidup dan dikenang sepanjang masa .

Dari negeri kita sendiri pun kita pasti mengenal ROMO MANGUN (nama asli Romo Yusuf Bilyarta Mangunwijaya, Pr). Ia dikenal sebagai rohaniwan, budayawan, arsitek dan penulis. Dalam bidang sastra banyak karya-karya tulisannya sangat terkenal diantaranya “Burung-burung Manyar”.dalam bidang Arsitek, Romo Mangun pun seorang arsitek handal dan banyak bangunan hasil karya arsiteknya yang terkenal dimana-mana dan salah satunya adalah bangunan Gereja Katolik Santa Perawan Maria di Fatima Sragen. Sama seperti seniman terkenal lainnya, meski sudah meninggal, karya-karyanya pun tetap hidup dan dikenang sepanjang masa.

Slogan GELAR BUDAYA PAROKI SRAGEN yang digelar sepekan (1-8 Desember) adalah “ARS LONGA VITA BREVIS” yang artinya “Seni itu panjang, hidup itu singkat.” Kalo dalam bahasa Jawanya: “Seni tan Winates, Gesang Menika Ringkes.”
Kalau diartikan secara harafiah, “Hidup manusia begitu singkat, namun karya seni yang dihasilkannya akan abadi.” Kisah 3 tokoh di atas merupakan beberapa contohnya, meski mereka sudah meninggal dunia, bahkan ratusan tahun yang lalu, namun karya seni mereka akan tetap hidup dan dikenal sepanjang masa dan menjadi kekayaan warisan dunia.

Aneka Seni & Budaya hadir disini

Pameran Seni Lukis; Seni Tari; Teater; Karawitan; Stand Up Comedy; Orkes Melayu; Zona Music Memory;  MusikKeroncong; Band Modern; Akustikan; Parade Koor;  Seni Lintas Budaya – Lintas Agama; Sarasehan Religi, Seni & Budaya ==»» semua akan tersaji dalam GELAR BUDAYA PAROKI SRAGEN selama sepekan (1-8 Desember’12) di Gereja Katolik Santa Perawan Maria di Fatima Sragen.
Jadi, bila anda pecinta seni & budaya, pasti tidak akan melewatkan acara ini kan?

Rapat Koordinasi Panitia

PAGELARAN GELAR BUDAYA PAROKI SRAGEN yang digelar sepekan butuh keterlibatan banyak orang agar sukses. Kerjasama, kekompakan dan komunikasi satu sama lain sangat penting agar kegiatan ini berjalan dengan baik dan lancar.

Panitia tampak sedang Rapat koordinasi membahas segala persiapan pagelaran akbar ini di ruang rapat pasturan Sragen.

Baca lebih lanjut

Arswendo Atmowiloto (Penulis & Wartawan)

Seniman Nasional yang juga hadir dan ikut dalam Acara GELAR BUDAYA PAROKI SRAGEN adalah Arswendo Atmowiloto. Ia akan mengisi Seminar pada Penutupan Acara yang digelar sepekan tersebut pada tgl. 8 Desember 2012 di Gereja Katolik Santa Perawan Maria di Fatima Sragen


ARSWENDO ATMOWILOTO lahir di Solo, 26 November 1948. Ia mulai menulis dalam bahasa Jawa. Sampai kini karyanya yang telah diterbitkan sudah puluhan judul. Ia sudah belasan kali pula memenangi sayembara penulisan, memenangkan sedikitnya dua kali Hadiah Buku Nasional, dan mendapatkan beberapa penghargaan baik tingkat nasional maupun tingkat ASEAN. Tahun 1979 ia mengikuti program penulisan kreatif di University of Iowa, Iowa City, USA. Dalam karier jurnalistik, ia sempat memimpin tabloid Monitor, sebelum terpaksa menghuni penjara (1990) selama lima tahun.
Pengalamannya dalam penjara telah melahirkan sejumlah novel—termasuk Projo dan Brojo ini, buku-buku rohani, puluhan artikel, dan catatan lucu-haru, Menghitung Hari. Judul tersebut telah disinetronkan dan memperoleh penghargaan utama dalam Festival Sinetron Indonesia, 1995. Tahun berikutnya, sinetron lain yang ditulisnya, Vonis Kepagian, juga memperoleh penghargaan serupa.

Baca lebih lanjut

Hudson Prananjaya: Artis Dua Wajah (Hudson & Jessica)

Seniman / artis lainnya yang mendukung Acara GELAR BUDAYA PAROKI SRAGEN di Gereja Katolik Santa Perawan Maria di Fatima Sragen tgl. 02 Desember 2012 adalah HUDSON PRANANJAYA. Berikut biografinya:

Ajang IMB (Indonesia Mencari Bakat) yang diproduksi oleh Trans TV menghasilkan sosok-sosok Multi Talenta, salah satunya adalah Hudson Prananjaya. Dibandingkan peserta lainnya, ia tampil berbeda yakni tampil dengan “two face” (dua wajah). Ia bisa menyanyi dengan memerankan dua karakter sekaligus saat tampil di hadapan tim juri dan pemirsa layar kaca, yakni sebagai Hudson, mewakili dirinya sendiri, dan Jessica, karakter perempuan.

Baca lebih lanjut

Didik Nini Thowok: Tari adalah Nafasnya


Seniman yang ikut mendukung Acara GELAR BUDAYA PAROKI SRAGEN di Gereja Katolik Santa Perawan Maria di Fatima Sragen pada tanggal 02 Desember 2012 adalah DIDIK NINI THOWOK. Seniman dengan nama asli Didik Hadiprayitno, SST (dengan nama lahir Kwee Tjoen Lian, lalu Kwee Tjoen An) yang lebih dikenal sebagai Didik Nini Thowok(lahir di Temanggung, 13 Nopember 1954) adalah penari, koreografer, pemain pantomim, penyanyi dan pengajar.

Baca lebih lanjut

Galery Lukisan mulai berdatangan

Panitia Pameran-Lelang Lukisan mulai sibuk menerima, mengecek dan mencatat Galery Lukisan yang datang di Pasturan Sragen

Senin (12/11) Paket kiriman berisi Lukisan karya pelukis dari Bali, Amerika Serikat, Australia, Inggris, Jepang & Kanada) mulai berdatangan di Pasturan Sragen. Sedangkan Lukisan karya dari pelukis Sragen dan beberapa kota lainnya akan segera menyusul.

Rencananya lukisan-lukisan tersebut akan dipajang dalam PAMERAN & LELANG LUKISAN selama sepekan (1-8 Desember 2012) bersamaan dengan GELAR BUDAYA PAROKI SRAGEN di Aula SMP Saverius Sragen & halaman Gereja Paroki Sragen.
Anda berminat ikut dalam lelang / membeli lukisan berkualitas karya para pelukis berkelas dunia ini? Mari bergabung dan sukseskan acara ini.

Ars Longa Vita Brevis

PADA MULANYA ADALAH SENI (n)

Jangan tanggung jangan kepalang,

Bercipta mencipta,

Bekerja memuja,

Berangan mengawan….

 

Ya, pada mulanya adalah hari Senin malam, 29 Oktober 2012, kami berkumpul bersama di ruang tengah pastoran St Maria Fatima Sragen dengan segelintir orang, bersama-sama mencoba urun-rembug mengumpul-tampilkan ide spontan tentang sebuah acara kultural pada awal bulan di akhir tahun 2012 ini. Selain berada dalam bingkai besar Tahun Iman dan HUT Gereja St Maria Fatima Sragen yang ke-55, adapun urun-rembug ini bisa jadi berangkat dari pertanyaan: Jika karya seni budaya, yang dianggap sebagai ekpresi dari persepsi imanik serta impresi estetik, bertugas menjelaskan apa yang ada dalam diri manusia dan alam secara universal di sepanjang waktu dan di semua tempat (pandangan Aristoteles), merupakan cermin realitas sekaligus rekaman cita masyarakat (pandangan William Philip), dan juga merupakan sarana manusia untuk kesadaran diri (pandangan Marxian), mengapa dunia seni budaya tetap saja merupakan dunia yang terpencil dan diabaikan? Mengapa ia seakan-akan nampak sebagai dunia yang tidak berhubungan dengan orang banyak? Mengapa ia seolah-olah nampak sebagai makhluk yang “la yamutu wa la yahya” (tidak mati tetapi tidak nampak sebagai makhluk yang “giras“)?[1]

Seiring waktu dan sejumput pertanyaan di hari Senin malam itu, tertulislah beberapa usulan tema yang coba kami lempar-gempar di forum: “SIM-Sragen In Motion, SAF-Sragen Art Festival, GBS-Gelar Budaya Sragen, PBS-Pekan Budaya Sragen, MAF-Marfati Art Festival, FSS-Festival Seni Sragen”, dan satu usulan dari orang muda, “Start-Sragen fesTival ART.” Dari ketujuh usulan tema itu, terlontarlah sebuah masukan supaya tidak disalah artikan pihak lain, alangkah lebih baik jika tidak mengatas-namakan wilayah Sragen.

Eureka!!!……di hari Senin malam itulah, tiba-tiba kami teringat-kenang sebuah ungkapan latin, “Ars longa vita brevis,” yang kalau diartikan secara harafiah, “Hidup manusia begitu singkat, namun karya seni yang dihasilkannya akan abadi.” Dalam bahasa Sragenan: “–SENI TAN WINATES, GESANG MENIKA RINGKES”. Itulah tema umum Gelar Budaya yang akhirnya disepakati forum urun-rembug pada sebuah malam di hari Senin, penghujung bulan Oktober kemarin.[2]  Satu hal yang pasti: bukankah hidup keseharian dan hidup beriman juga mesti dihadapi dengan common sense, dan wujud seni (lukis, tari, teater, cerpen, film dsbnya) adalah refleksi kehidupan dan keberimanan dengan akal sehat dalam pelbagai kewajaran dan sikap yang rileks?

Ungkapan atau semacam aforisma “Ars longa vita brevis” yang menjadi tema Gelar Budaya ini sendiri ditulis oleh Hippocrates, seorang dokter Yunani kuno yang hidup di sekitar abad ke 5 SM. Hippocrates sering dianggap sebagai Bapak Kedokteran karena aneka pemikirannya mengenai kedokteran yang cukup maju untuk jamannya: Ia menganggap bahwa penyakit disebabkan oleh gabungan berbagai faktor seperti lingkungan, makanan, dan gaya hidup yang buruk dan bukan karena hukuman tuhan atau dewa-dewa; Ia juga meyakini proses penyembuhan alamiah seperti istirahat yang baik, makan yang sehat, udara segar, dan kebersihan; Ia juga mengamati bahwa derajat parahnya suatu penyakit berbeda-beda dari orang ke orang dan seseorang dapat menghadapinya lebih baik dari yang lain.

Baca lebih lanjut